Peta global interaktif konsentrasi PM2,5 2023 menurut kota

Tentang laporan ini

Laporan Kualitas Udara Dunia 2023 menyediakan tinjauan global data kualitas udara untuk tahun 2023. Laporan tersebut merangkum data kualitas udara PM2.5 dari 7.812 kota yang tersebar di 134 negara, wilayah, dan teritori. Data yang digunakan untuk membuat laporan ini dikumpulkan dari lebih 30.000 stasiun pemantauan kualitas udara operated yang dioperasikan oleh lembaga penelitian, badan pemerintah, universitas dan fasilitas pendidikan, organisasi nirlaba, perusahaan swasta, dan ilmuwan warga.

Data PM2.5 dilaporkan dalam unit mikrogram per meter kubik (μg/m³) dan menerapkan panduan PM2.5 tahunan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta target sementara untuk visualisasi data dan komunikasi risiko (dirilis pada 2021).

Laporan Kualitas Udara Dunia 2023 dibuat dari data kualitas udara real-time yang berasal dari platform pemantauan kualitas udara global IQAir yang memeriksa data masuk dengan protokol validasi dan kalibrasi untuk menyelaraskan data kualitas udara dari stasiun pemantauan di seluruh dunia.

Data kualitas udara historis yang digunakan dalam membuat laporan ini dapat ditemukan di situs web IQAir, peta interaktif yang menampilkan konsentrasi kota tahunan, rangking tingkat kota di seluruh dunia dan tautan ke lebih dari 7.000 halaman kota khusus yang menyediakan data dan informasi kualitas udara real-time di tingkat lokal.

IQAir berusaha untuk aktif melibatkan, mendidik, dan memotivasi pemerintah, pendidik, peneliti, organisasi nirlaba, perusahaan, dan individu untuk mendukung usaha kerja sama yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kualitas udara. IQAir berusaha memfasilitasi diskusi berbasis informasi dan menginspirasi inisiatif yang memajukan kualitas udara dan mendukung kesejahteraan komunitas dan kota di seluruh dunia.

Ringkasan Eksekutif

Menjadi penyebab sekitar satu dari setiap sembilan kematian di seluruh dunia, polusi udara merupakan ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara bertanggung jawab atas sekitar tujuh juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahun.¹

Paparan terhadap polusi udara PM2.5 menyebabkan dan memperparah berbagai macam kondisi kesehatan, termasuk tetapi tidak terbatas pada asma, kanker, stroke, dan penyakit paru-paru.² Selain itu, paparan terhadap partikel halus yang tinggi dapat mengganggu perkembangan kognitif pada anak, menyebabkan masalah kesehatan mental, dan menyebabkan komplikasi penyakit yang sudah ada termasuk diabetes.

Data yang digunakan untuk membuat laporan ini dikumpulkan dari distribusi global yang terdiri dari lebih 30.000 stasiun pemantauan kualitas udara dan sensor kualitas udara hemat biaya sesuai undang-undang yang dioperasikan oleh lembaga penelitian, badan pemerintah, universitas dan fasilitas pendidikan, lembaga swadaya masyarakat nirlaba, perusahaan swasta, dan ilmuwan warga.

Laporan Kualitas Udara Dunia 2022 menyertakan data dari 7.323 lokasi di 131 negara, wilayah, dan teritori. Pada tahun 2023, angka tersebut telah meningkat dengan menyertakan 7.812 lokasi di 134 negara, wilayah, dan teritori. Jangkauan di Afrika telah semakin luas pada tahun 2023 dengan tujuh negara baru telah ditambahkan ke wilayah ini. Jangkauannya juga semakin luas di seluruh Amerika Latin dengan penambahan empat negara yang disertakan pada 2023. Negara Afrika Chad dan Sudan, serta negara Asia Barat Iran, tidak ada pada 2023 karena kurangnya data pemantauan yang tersedia secara publik.

Pada 2023, 10 dari 134 negara dan wilayah pelapor berhasil mencapai nilai panduan PM2.5 tahunan dari WHO sebesar 5 μg/m³. Dengan hanya 9% dari kota pelapor di seluruh dunia yang mencapai panduan PM2.5 tahunan dari WHO, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberantas polusi udara. Sementara PM2.5 menimbulkan risiko kesehatan langsung, implikasinya tidak hanya memengaruhi kesehatan manusia tetapi juga proses lingkungan kompleks yang dipengaruhi oleh iklim bumi. Perubahan iklim, terutama yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, memainkan peran penting dalam memengaruhi konsentrasi polutan udara PM2.5, dan emisi bahan bakar fosil sama-sama bertanggung jawab atas sebagian besar kematian terkait PM2.5.³ Menangani polusi udara sekaligus tujuan perubahan iklim dapat dilakukan, yang menawarkan peluang untuk peningkatan lingkungan yang menyeluruh.